Berpuasa.......................
Bulan Suci Ramadan telah berjalan beberapa hari. Setiap umat muslim yang terpanggil untuk menjalankan perintah suci ini pun sebaiknya memperhatikan hal-hal penting lain yang bermanfaat di balik niatnya untuk menjalankan ibadah.
sisa text/paragrafMenurut sebuah penulisan yang disinyalir dari sedap-sekejap.com, dibalik puasa, sebetulnya terjadi proses yang sungguh menyehatkan tubuh yaitu pembuangan racun-racun (detoksifikasi). Ini pula yang menjadi efek samping dari penurunan berat badan.
Puasa bukan saja berguna bagi orang yang berkelebihan berat badan. Tapi orang yang boleh jadi dibilang kurus pun penting menjalankan cara tersebut. Pasalnya, racun-racun di dalam tubuh bisa keluar dan tidak menumpuk yang kemudian bisa berubah menjadi penyakit.
Eskresi atau pembuangan sisa makanan yang natural misalnya melalui pori-pori kulit yang berwujud keringat atau dari sisa pencernaan, tidaklah cukup.
Pola makan, pola hidup dan pencemaran yang terjadi saat ini amat tidak mendukung kesehatan tubuh. Berpuasa bertujuan membuang racun-racun yang sudah menumpuk lama dalam tubuh sehingga tubuh pun menjadi benar-benar sehat. Hampir semua penyakit dapat dibantu kesembuhannya dengan cara berpuasa.
Jumlah dan Mutu Asupan
Cara berpuasa yang baik untuk hal kesehatan yakni tidak memasukkan asupan yang berlebihan terutama yang tidak menyehatkan. Dan mengurangi pemborosan energi hingga energi yang dihasilkan tubuh betul-betul untuk merontokkan semua racun.
Penghematan energi bisa dilakukan dengan puasa seperti cara kaum muslim menjalankannya yakni makan hanya selepas Maghrib hingga sebelum Subuh. Atau cara lain yakni hanya dengan mengkonsumsi buah dan sayuran saja. Bahkan ada yang lebih ekstrem lagi hanya minum air putih saja.
Tidaklah benar kalau selepas puasa, justru seseorang akan kembali melakukan pola makan sebelumnya. Caranya yakni dengan tidak memperhatikan jumlah serta mutu makanan tersebut. Asupan yang terlalu berlebihan setelah berbuka puasa menyebabkan proses pembuangan racun menjadi tidak sempurna.
Artikel berjudul ”Menuju Sehat dengan Detoksifikasi” dari sedap-sekejap.com juga menjelaskan bahwa proses pembuangan racun sebaiknya dilakukan paling tidak setahun sekali selama 30 hingga 40 hari, tergantung kondisi tubuh. Sebenarnya tubuh sendiri pun akan memberikan semacam indikator bilamana harus berpuasa.
Indikator tersebut muncul melalui berbagai gejala seperti: sering sakit kepala, asma, sinusitis dan mudah alergi. Di samping itu akan sering terjadi pula gejala seperti sering pilek, batuk, flu, kembung, mag, kulit berjerawat.
Belum lagi gejala lain yang menonjol semisal keputihan, napas dan keringat bau tak sedap serta kelebihan berat badan. Jika gejala-gejala tersebut sering muncul, itulah indikator saatnya menjalankan puasa untuk kesehatan.
Hanya perlu diperhatikan agar tidak terlalu memaksakan diri. Meski tubuh terasa kuat bukan berarti puasa harus diteruskan setelah menjalankannya 40 hari. Karena kemampuan tubuh menyediakan makanan atau sumber energi maksimum hanya bisa hingga 40 hari.
Selebihnya, tubuh akan kelaparan dan kekurangan energi. Menurut artikel di sedap-sekejap.com, tubuh akan menjadi tidak hanya sekedar kurus melainkan juga kering, keriput dan tak tahan terhadap penyakit
Puasa bukan saja berguna bagi orang yang berkelebihan berat badan. Tapi orang yang boleh jadi dibilang kurus pun penting menjalankan cara tersebut. Pasalnya, racun-racun di dalam tubuh bisa keluar dan tidak menumpuk yang kemudian bisa berubah menjadi penyakit.
Eskresi atau pembuangan sisa makanan yang natural misalnya melalui pori-pori kulit yang berwujud keringat atau dari sisa pencernaan, tidaklah cukup.
Pola makan, pola hidup dan pencemaran yang terjadi saat ini amat tidak mendukung kesehatan tubuh. Berpuasa bertujuan membuang racun-racun yang sudah menumpuk lama dalam tubuh sehingga tubuh pun menjadi benar-benar sehat. Hampir semua penyakit dapat dibantu kesembuhannya dengan cara berpuasa.
Jumlah dan Mutu Asupan
Cara berpuasa yang baik untuk hal kesehatan yakni tidak memasukkan asupan yang berlebihan terutama yang tidak menyehatkan. Dan mengurangi pemborosan energi hingga energi yang dihasilkan tubuh betul-betul untuk merontokkan semua racun.
Penghematan energi bisa dilakukan dengan puasa seperti cara kaum muslim menjalankannya yakni makan hanya selepas Maghrib hingga sebelum Subuh. Atau cara lain yakni hanya dengan mengkonsumsi buah dan sayuran saja. Bahkan ada yang lebih ekstrem lagi hanya minum air putih saja.
Tidaklah benar kalau selepas puasa, justru seseorang akan kembali melakukan pola makan sebelumnya. Caranya yakni dengan tidak memperhatikan jumlah serta mutu makanan tersebut. Asupan yang terlalu berlebihan setelah berbuka puasa menyebabkan proses pembuangan racun menjadi tidak sempurna.
Artikel berjudul ”Menuju Sehat dengan Detoksifikasi” dari sedap-sekejap.com juga menjelaskan bahwa proses pembuangan racun sebaiknya dilakukan paling tidak setahun sekali selama 30 hingga 40 hari, tergantung kondisi tubuh. Sebenarnya tubuh sendiri pun akan memberikan semacam indikator bilamana harus berpuasa.
Indikator tersebut muncul melalui berbagai gejala seperti: sering sakit kepala, asma, sinusitis dan mudah alergi. Di samping itu akan sering terjadi pula gejala seperti sering pilek, batuk, flu, kembung, mag, kulit berjerawat.
Belum lagi gejala lain yang menonjol semisal keputihan, napas dan keringat bau tak sedap serta kelebihan berat badan. Jika gejala-gejala tersebut sering muncul, itulah indikator saatnya menjalankan puasa untuk kesehatan.
Hanya perlu diperhatikan agar tidak terlalu memaksakan diri. Meski tubuh terasa kuat bukan berarti puasa harus diteruskan setelah menjalankannya 40 hari. Karena kemampuan tubuh menyediakan makanan atau sumber energi maksimum hanya bisa hingga 40 hari.
Selebihnya, tubuh akan kelaparan dan kekurangan energi. Menurut artikel di sedap-sekejap.com, tubuh akan menjadi tidak hanya sekedar kurus melainkan juga kering, keriput dan tak tahan terhadap penyakit
Jadi jangan takut n ragu2 untuk berpuasa ya..............
SEMANGATTTTTTTTTTTTTTT..................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar